Selamat Datang di BATIK FENO - Citra Keanggunan Khas Batik Nusantara
* Pakaian Pria : Hem, Kemeja ( resmi & santai ) ---- * Pakaian Wanita : Blus, Abaya, Sarung Selendang, Sarimbit ----- * Dompet Batik, Tas Batik, Sandal Batik, Taplak Meja dan lain-lain

Sabtu, 07 Mei 2011

TERIMA KASIH - INACRAFT 2011

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Alhamdulillah atas berkat rahmatNya, BATIK FENO berhasil dan sukses dalam Pameran INACRAFT “ The 13th Jakarta International Handicraft Trade Fair “ di Balai Sidang Jakarta Convention Center ( JCC ) pada tanggal 20 – 24 April 2011.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih atas kunjungan anda di Stand BATIK FENO. Semoga selanjutnya kita dapat bekerjasama. Bagi anda yang tidak berkesempatan berkunjung di Stand kami, anda dapat mengunjungi kami di Pameran INACRAFT 2012. Insya Allah kami akan kembali hadir di sana.

Sekarang anda juga dapat mengunjungi Counter / Toko kami di Sarinah Thamrin dan Thamrin City di Jakarta atau datang langsung ke tempat kami di Pekalongan Jawa Tengah.


Selasa, 05 April 2011

PEKALONGAN : World's City of Batik

Kota Pekalongan berangan-angan menjadi kota-nya batik dunia. Hal ini diwujudkan dalam branding Pekalongan: "World’s City of Batik". Adanya branding tersebut diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi masyarakat.
 
Branding Pekalongan: "World’s City of Batik" itu diperkenalkan kepada masyarakat Kota Pekalongan dalam Konsultasi Publik Pekalongan City Branding yang diselenggarakan di ruang sidang lantai dua Setda, Kamis (10/3).
 
Irfan Lukman, konsultan Pemkot Pekalongan yang menyusun branding ini menjelaskan, melalui branding ini, Kota Pekalongan diharapkan bisa menjadi kota batik yang mendunia. Kota Pekalongan diharapkan sebagai tolok ukur perkembangan seni batik dunia. “Dengan adanya branding ini, tidak akan ada celah bagi negara lain untuk mengklaim sebagai kota batik,” terang Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Menurutnya, setelah adanya branding tersebut, Pemkot Pekalongan perlu merencanakan penataan kota dan membuat identitas kota. Hal ini penting sebagai penanda yang akan terus diingat wisatawan yang berkunjung ke Kota Pekalongan.
 
Branding tersebut telah diluncurkan pada Sabtu malam tanggal 2 April 2011 sehari setelah bertepatan dengan hari jadi Kota Pekalongan yang ke-105.

Jumat, 21 Januari 2011

Batik Pekalongan

Siapa yang tidak kenal batik? sebagai warga negara Indonesia tentunya kita sangat kenal dan paham betul dengan salah satu warisan kekayaan budaya yang wajib kita jaga dan lestarikan keberadaannya, Berbagai kontroversi juga mengiringi keberadaan batik sebagai kekayaan budaya asli Indonesia, terutama dengan tetangga kita malaysia.

Sebagai warga asli pekalongan saya sempat sangat kecewa dengan tindakan tetangga kita tersebut, tapi agaknya memang nasi sudah menjadi bubur, karena mereka memeng sudah lebih dahulu mendaftarkan kreasi karya batiknya, yang mulai dikenal luas di mancanegara sebagai batik malaysia.mereka juga dapat membuktikan bahwa corak batik kreasi mereka memiliki orisinalitas tertentu yang beda dengan batik kita.

Padahal puluhan tahun silam, sejumlah pebatik asal  Pekalongan diundang ke Malaysia untuk memeragakan kebolehannya dalam membuat batik. Dengan hati bersih dan kebanggaan untuk turut mengharumkan nama bangsa, mereka memenuhi undangan tersebut. Akan tetapi, orang Malaysia itu murid yang bukan hanya pintar tetapi juga licik.

Begitu memahami seluk-beluk pembuatan dan pengayaan corak khas batik pekalongan, mereka membuat pola-pola desain tersendiri dengan motif floral dan warna yang mirip sekali dengan batik pekalongan. Hasil  itulah yang kemudian didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual mereka

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang pada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia pertama habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.

Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Memang tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan,menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800.menurut data yang tercatat di Dinas Perindustrian Dan Perdagangan, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil yang berupa kain/bahan baju .

Perkembangan Batik di Pekalongan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga keraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.

Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.

Dan seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. produksi batik berkembang dan tersebar disekitar daerah Pekalongan kota dan Kabupaten Pekalongan.